Jupiter, raksasa Tata Surya, menjadi tuan rumah fenomena atmosfer unik yang telah membingungkan para ilmuwan selama berabad-abad. Atmosfernya, yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, merupakan tempat terjadinya badai dahsyat dan angin kencang yang jauh melampaui fenomena meteorologi apa pun di Bumi. Berkat misi luar angkasa seperti Juno dan misi James Webb, rahasia baru tentang planet raksasa ini telah terungkap. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Jupiter yang menarik, Anda dapat mengunjungi artikel kami di planet Jupiter.
Salah satu teka-teki terbesar Jupiter adalah Bintik Merah Besar., badai berdimensi kolosal yang telah aktif selama lebih dari 150 tahun. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa ukurannya mengecil, dan strukturnya lebih dalam dari yang diperkirakan sebelumnya. Selain itu, pengamatan baru-baru ini mengungkapkan bahwa Awan Jupiter tidak hanya terdiri dari amonia, tetapi dari kombinasi unsur kimia yang lebih kompleks. Untuk lebih memahami dinamika atmosfer, Anda dapat berkonsultasi dengan pembentukan atmosfer.
Atmosfer Jupiter: komposisi dan struktur
Atmosfer Jupiter sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium., dengan sedikit jejak metana, amonia, uap air, dan senyawa lainnya. Zat-zat ini bercampur dan bereaksi satu sama lain, menghasilkan efek yang mengesankan pita warna yang diamati dari Bumi.
Lapisan atmosfer Jupiter terbagi menjadi tiga lapisan utama: troposfer, tempat awan dan badaiBahasa Indonesia: stratosfer, dengan dinamika angin yang tidak biasa; dan termosfer, yang berinteraksi dengan medan magnet planet. Untuk informasi lebih lanjut tentang satelit yang mengorbit raksasa gas ini, Anda dapat membaca artikel kami di Satelit Jupiter.
Bintik Merah Besar: Badai Abadi
Bintik Merah Besar adalah badai terbesar di Tata Surya, dengan diameter lebih besar dari Bumi. Ini adalah pusaran tekanan tinggi yang telah bertahan selama berabad-abad, didorong oleh arus atmosfer yang kuat. Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang badai dahsyat Jupiter, silakan baca artikel berjudul wahana badai super Juno.
Berkat wahana Juno, telah ditemukan bahwa Bintik Merah Besar meluas hingga kedalaman sekitar 500 kilometer., jauh lebih banyak dari yang diyakini sebelumnya. Di samping itu, Kecepatan anginnya bisa mencapai 430 km/jam, suatu angka yang jauh lebih tinggi daripada siklon daratan mana pun.
Arus dan angin: dinamika atmosfer Jupiter
Jupiter memiliki sistem angin yang sangat kompleks, dengan aliran jet kuat yang melebihi 500 km/jam di atmosfer atasnya. Arus ini menciptakan kumpulan awan besar yang bergerak ke arah berlawanan, menghasilkan pola karakteristik. Untuk memvisualisasikan dinamika iklim ini dengan lebih baik, Anda dapat menonton video terkait di Youtube.
Pengamatan terbaru oleh Teleskop James Webb telah mengidentifikasi arus berkecepatan tinggi di stratosfer ekuator Jupiter. Arus ini, yang lebarnya sekitar 4.800 km, bergerak dengan kecepatan lebih besar daripada banyak badai di daratan.
Komposisi awan Jupiter
Sampai saat ini, para ilmuwan percaya bahwa Awan yang terlihat di Jupiter terbuat dari kristal es amonia. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa awan ini sebenarnya lebih kompleks, mengandung amonium hidrosulfida dan partikel yang dihasilkan oleh interaksi radiasi ultraviolet dengan gas atmosfer. Selain itu, jika Anda ingin menjelajahi berbagai peristiwa astronomi, Anda dapat membaca laporan kami di Peristiwa astronomi terpenting tahun 2024.
Wahana Juno dan temuannya
Sejak tiba di Jupiter pada tahun 2016, Juno telah memberikan informasi yang belum pernah ada sebelumnya tentang atmosfer planet tersebut. Instrumennya telah memungkinkan untuk mengukur kedalaman beberapa badai, menganalisis komposisi kimia atmosfer, dan memetakan medan magnet Jupiter.
Salah satu penemuan paling menarik adalah adanya siklon besar di kutub bumi. Delapan badai di Kutub Utara dan lima di Kutub Selatan membentuk struktur stabil yang tetap tidak berubah selama bertahun-tahun. Untuk menghargai keindahan siklon ini, Anda dapat berkonsultasi dengan artikel di keindahan kutub jupiter.
Kemajuan dalam eksplorasi Jupiter telah membantu mengungkap banyak misteri seputar atmosfernya. Kombinasi pengamatan dari teleskop luar angkasa seperti teleskop James Webb dan misi seperti Juno terus memberikan data penting tentang komposisi, badai, dan dinamika iklim. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, membuat Jupiter menjadi objek studi yang menarik bagi astronomi modern.