Bulan, satelit alami terdekat kita, selalu membangkitkan daya tarik dan intrik umat manusia. Meskipun kita sering melihatnya dari Bumi, pertanyaan yang terus muncul adalah: apa sebenarnya warna Bulan? Tergantung pada momen, atmosfer, dan persepsi kita, bintang misterius ini tampaknya memiliki warna yang berbeda-beda, dan permukaan aslinya menyembunyikan lebih banyak kejutan.
Apa warna Bulan yang sebenarnya?
Jika kita bisa melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengamati Bulan secara langsung, kita akan melihatnya dengan lebih jelas. warna abu-abu kecoklatan. Warna ini disebabkan oleh permukaannya yang berdebu yang terdiri dari regolit bulan dan mineral seperti magnesium, besi, titanium y feldspar. Kurangnya atmosfer menghasilkan penampakan yang relatif seragam tetapi dengan variasi warna yang kecil tergantung pada konsentrasi mineral.
Misalnya saja daerah yang kaya akan titanium cenderung lebih biru, sedangkan yang mengandung lebih banyak besi Mereka menunjukkan lebih banyak warna oranye. Dalam foto luar angkasa, kehalusan ini dapat diamati dengan jelas, meskipun kurang terlihat dengan mata telanjang dari Bumi. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang keingintahuan Bulan di sini. untuk lebih memahami variasi ini.
Peran atmosfer bumi
Dari sudut pandang kita di Bumi, atmosfer memainkan peran mendasar dalam cara kita memandang warna Bulan. Efek ini terjadi karena fenomena yang dikenal sebagai hamburan Rayleigh, yang memengaruhi cara sinar matahari dibiaskan saat melewati lapisan gas di sekitar kita. Untuk lebih memahami bagaimana fenomena ini mempengaruhi persepsi warna langit dan Bulan, Anda dapat berkonsultasi dengan artikel kami di Spektrum Brocken dan fenomena optik.
Oleh karena itu, ketika Bulan berada dekat dengan garis cakrawala, kita sering melihatnya diwarnai warna kemerahan atau oranye. Hal ini terjadi karena cahaya biru dengan panjang gelombang lebih pendek tersebar ke segala arah, sedangkan cahaya merah dengan panjang gelombang lebih panjang berhasil melewati atmosfer dan mencapai mata kita. Pelangi bulan juga memperlihatkan warna cahaya yang berbeda-beda dalam peristiwa astronomi tertentu.
Warna Bulan dan Nama Populernya
Selama berabad-abad, berbagai kebudayaan telah memberikan nama yang menggugah pada penampakan Bulan tertentu. Namun, nama-nama ini tidak selalu sesuai dengan warna aslinya:
- Bulan Biru: Fenomena ini tidak ada hubungannya dengan perubahan warna Bulan yang sebenarnya. Hal ini terjadi ketika ada dua bulan purnama di bulan yang sama, dan hal ini relatif jarang terjadi. Dalam kasus tertentu, partikel besar di atmosfer dapat memberikan sedikit guncangan pada Bulan azul. Informasi lebih lanjut tentang fenomena ini di lingkaran cahaya bulan.
- Bulan Merah Muda: Ini mengacu pada bulan purnama pertama di bulan April, yang terinspirasi oleh mekarnya lumut merah muda di Amerika Utara. Meski namanya, Bulan sebenarnya tidak berubah warna.
- Bulan merah atau bulan darah: Fenomena ini terjadi saat gerhana bulan total, ketika Bumi menghalangi cahaya langsung dari Matahari dan Bulan hanya memantulkan cahaya merah yang dibiaskan atmosfer Bumi.
Mengapa Bulan tampak berubah ukuran?
Keingintahuan ilmiah tentang Bulan
Bulan adalah sumber data menarik yang tiada habisnya untuk sains dan astronomi. ini beberapa keingintahuan itu mungkin Anda tidak tahu:
- Tanah bulan: Regolit bulan, yang menyusun permukaannya, tersusun dari partikel-partikel halus yang dihasilkan oleh tumbukan meteorit. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang misi ke Bulan, kunjungi penjelajah cina di bulan.
- Tanpa atmosfer: Bulan tidak memiliki atmosfer karena gravitasinya tidak cukup untuk menahan partikel gas.
- Temperatur ekstrim: Pada siang hari, suhu Bulan bisa mencapai 127 ºC, sedangkan pada malam hari turun ke -173 ºC.
- Kawah terkenal: Ini memiliki lebih dari 1.600 kawah terkenal, menjadi yang paling menonjol Tycho, Copernicus y Grimaldi. Untuk lebih memahami bagaimana kawah ini diamati, lihat penggunaan teleskop untuk mempelajari Bulan.